STUDI ETNOBOTANI SEBAGAI OBAT TRADISIONAL UNTUK ANTIPIRETIK DI DESA KALISIDI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Abstract
Etnobotani merupakan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar yang dalam penerapannya dapat meningkatkan daya hidup manusia. Tujuan dilakukanya penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan obat antipiretik yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa Kalisidi. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik wawancara semi terstruktur (Semi-Structured Interview) dengan sampel sebanyak 100 responden. Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 20 jenis tumbuhan obat untuk antipiretik yaitu dadap serep (20%), brotowali (17%), kelor (16%), sirsak (15%), kencur (4%), jahe merah (3%), jahe gajah (3%), kelapa (3%), cocor bebek (3%), bawang merah (2%), jahe emprit (2%), sambiloto(2%), meniran (2%), sirih (2%), bunga sepatu (1%), jarak pagar (1%), bidara (1%), bangle (1%), cabai rawit (1%) dan pepaya (1%). Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun sebanyak (55%). Sumber perolehan tumbuhan diperoleh dari budidaya sendiri sebanyak (61%), tumbuhan liar (33%) dan membeli di pasar (6%). Cara pengolahan tumbuhan obat dengan cara direbus sebanyak (73%), ditumbuk (21%) dan dibakar sebanyak (6%). Jenis tumbuhan obat untuk antipiretik yang paling banyak digunakan adalah dadap serep, brotowali dan kelor. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun. Sumber perolehan tumbuhan paling banyak diperoleh dari hasil budidaya sendiri sebanyak. Pengolahan tumbuhan obat umumnya dilakukan dengan cara rebus dengan cara pemakaiannya adalah diminum.
Kata Kunci : Etnobotani, Tumbuhan Obat, Antipiretik, Desa Kalisidi