PENGARUH SELF DIAGNOSE MENTAL ILLNESS TERHADAP PERILAKU SOSIAL PARA REMAJA DI WILAYAH AKROBINUS (ADIPALA, KROYA, BINANGUN, NUSAWUNGU)
Keywords:
self diagnose; mental illness; perilaku sosial; remaja; AkrobinusAbstract
Kesehatan mental adalah perkara penting dalam hidup seseorang. Akses akan informasi kesehatan dari internet membuat masyarakat biasanya melakukan self diagnose gangguan mental terhadap diri sendiri. Gangguan mental adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami gangguan pada pemikiran, perasaan, mood, kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan fungsi sehari-hari. Gangguan kesehatan mental ada beberapa macam yang meliputi : cemas, depresi, Gangguaan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas serta gangguan conduck (Lawrence D. et al, 2015). Remaja yang dianggap memiliki emosi labil dan sering terpapar isu kesehatan mental di internet beresiko tinggi melakukan self-diagnose kesehatan mental. Persepsi skesehatan mental akan berpengaruh kepada sikap sosial remaja, misalnya sikap empati, kepercayaan diri dan relasi antar teman. Tujuan penelitian adalah: 1) Mengetahui persentase remaja yang melakukan self diagnose 2) Mengetahui alasan remaja melakukan self diagnose mental illness, 3) Mengetahui gangguan mental apa yang banyak diderita remaja, 4) Mengetahui sikap sosial remaja yang melakukan self diagnose mental illness 5) Mengetahui keuntungan dan kerugian melakukan self diagnose khususnya di kalangan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik triangulasi data antara wawancara dan angket tes SDQ. Penelitian ini menggunakan populasi di wilayah AKROBINUS, yakni para remaja di wilayah tersebut. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan kriteria yakni orang-orang yang masih dalam masa remaja (11-18 tahun) yang tinggal di wilayah AKROBINUS. Berdasarkan hasil self diagnose mental illness para remaja di wilayah Akrobinus didapatkan hasil 5% merasa mengalami gangguan mental, 41% merasa ragu ragu apakah dirinya mengalami gangguan mental. Sedangkan 40% lainnya merasa tidak mengalami gangguan mental dan 14% merasa tidak tertarik untuk mengetahuinya. Penyebab mental illness pada remaja adalah faktor hubungan dengan keluarga, hubungan pertemanan, percintaan dan faktor genetik. Jenis gangguan mental yang umumnya diketahui oleh remaja di wilayah Akrobinus antara lain depresi, kecemasan (axienty), dan gangguan makan. Hasil tes perilaku sosial para remaja yang melakukan self diagnose mental illness rata-rata hasil tes memiliki nilai normal kecuali gejala emosional.